Makalah Kualitas Air

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya tidak ada air di bumi. Namun, air dapat menjadi malapetaka jika tersedia dalam kondisi yang tidak benar, baik kualitas maupun kuantitas airnya. Air yang bersih sangat dibutuhkan manusia, baik untuk keperluan sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, dan sebagainya.

Di zaman sekarang, air menjadi masalah yang memerlukan perhatian serius. Untuk mendapatkan air yang baik sesuai dengan standar terntentu sudah cukup sulit untuk di dapatkan. Hal ini dikarenakan air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga menyebabkan kualitas air menurun, begitupun dengan kuantitasnya.

Sebelumnya telah terjadi banyak pencemaran air, seperti di Teluk Jakarta yang berakibat bagi para petambak. Bukan hanya beberapa spesies ikan yang hilang, tetapi udang dan bandeng juga banyak yang mati. Secara kimiawi, pencemaran yang terjadi di Teluk Jakarta termasuk cukup parah. Sehingga indicator pencemar seperti kerang hijau terlah berkembang secara pesat. Selain itu, penggunaan pestisida yang berlebihan dan berlangsung lama juga akan berakibat terjadinya pencemaran air. Seperti yang terjadi di NTB, dimana terjadi pencemaran air akibat penggunaan pestisida yang berlebihan dalam waktu yang lama.

Krisis air juga terjadi di hampir semua Pulau Jawa dan sebagian Sumatera, terutama kota-kota besar baik akibat pencemaran limbah cair industri, rumah tangga maupun pertanian. Selain merosotnya kualitas air akibat pencemaran, krisis air juga terjadi dari kurangnya ketersediaan air dan terjadinya erosi akibat pembabatan hutan di hulu serta perubahan pemanfaatan lahan di hulu dan hilir.
Pencemaran air yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, seperti beberapa contoh di atas, telah mengakibatkan terjadinya krisis air bersih. Lemahnya pengawasan pemerintah serta keengganan untuk melakukan penegakan hukum secara benar menjadikan problem pencemaran air menjadi hal yang kronis yang makin lama makin parah.

BAB II
PEMBAHASAN

Air menjadi kebutuhan pokok bagi makhluk hidup. Dengan adanya air, semua makhluk hidup dapat mempertahankan hidupnya. Cobalah rasakan, seandainya dalam satu hari saja kamu tidak minum, apa yang terjadi? Ya, kamu akan merasa haus dan mungkin kekurangan cairan tubuh. Seperti manusia, hewan dan tumbuhan juga akan terganggu metabolismenya jika kekurangan air. Keberadaan air di Bumi sangat penting bagi kehidupan. Air terdapat di permukaan Bumi, di dalam tanah, dan di udara. Wujud air tidak hanya cair, tetapi dapat ] berwujud padat (es) dan uap air. Air di Bumi selalu bergerak dari satu tempat ke tempat lain dan dari bentuk satu ke bentuk lain. Peredaran air di Bumi yang disebut siklus hidrologi berlangsung terus-menerus.

Jumlah air di bumi tidak bertambah dan tidak berkurang, namun wujud dan tempatnya sering mengalami perubahan. Perubahan wujud air (padat, cair, dan gas) membentuk suatu siklus atau daur yang disebut siklus hidrologi seperri di atas. Air adalah esensial untuk kehidupan. Kebutuhan air tidak saja menyangkut kuantitas, melainkan juga kualitas. Jimlah air yang tersedia sangat berkaitan dengan iklim, terutama curah hujan. Air juga berkaitan dengan hutan, baik kuantitasnya maupun kualitasnya. Faktor penting lain yang mempunyai pengaruh besar pada kuantitas dan kualitas air yang tersedia ialah kegiatan manusia.

A. Sumber Air

Secara keseluruhan, air yang terdapat dipermukaan bumi membentuk sebuah lingkaran (siklus) air. Air di lautan, sungai, sumur, danau dan waduk akan menguap menjadi uap air. Titik uap akan bergerombol membentuk awan. Kandungan uap di awan akan terkondensasi menjadi butiran-butirn air hujan. Selanjutnya hujan membasahi permukaan bumi dan meresap menjadi air tanah sehingga membentuk mata air, sumur, danau ataupun mengalir melewati sungai menuju lautan. Siklus air tersebut akan berputar terus menerus
Sumber air secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut:

  • Air Laut memiliki rasa asin karena mengandung senyawa garam murni (NaCl) yang cukup tinggi, kadar garam murni sekitar 3% dari jumlah total keseluruhan air laut. Saat ini teknologi yang dapat merubah air laut menjadi air tawar yang layak dikonsumsi masih teknologi tinggi yaitu dengan filterisasi dan destilasi dimana proses ini memerlukan energi yang besar sehingga hanya negeri kaya dan maju yang baru bisa mengaplikasikan teknologi penjernihan air laut.
  • Air Hujan merupakan hasil proses penguapan (evaporasi) air di permukaan bumi akibat pemanasan oleh sinar matahari. Dalam keadaan ideal (tanpa pencemaran air) air hujan merupakan air bersih dan dapat langsung dikonsumsi manusia. Namun pada saat evaporasi berlangsung air yang menguap sudah tercemar, dan air hujan yang turun juga tercemar oleh polusi udara (industry, otomotif dll) akhirnya air hujan tidak lagi mempunyai pH normal lagi melainkan bersifat asam.
  • Air Permukaan adalah semua air yang terdapat di permukaan tanah, antara lain sumur, sungai, rawa dan danau. Air permukaan berasal dari air hujan yang meresap dan membentuk mata air di gunung atau hutan, kemudian mengalir di permukaan bumi dan membentuk sungai atau mengumpul di tempat cekung yang membentuk danau ataupun rawa.
  • Air tanah Menurut definisi undang-undang sumber daya air, air tanah merupakan air yang terdapat didalam tanah atau batuan di bawah permukaan tanah. Air tanah memiliki kandungan mineral yang cukup tinggi, sifat dan kandungan mineral air tanah dipengaruhi oleh lapisan tanah yang dilaluinya. Kandungan mineral air tanah antara lain Na, Mg, Ca, Fe, dan O2.
    Air tanah digolongkan menjadi tiga, yaitu air tanah dangkal (kurang lebih 15 meter di bawah permukaan tanah, air tanah dalam (100-300 meter di bawah permukaan tanah) dan mata air ( mata air merupakan air tanah yang keluar langsung dari permukaan tanah, mata air memiliki kualitas hampir sama dengan kualitas air tanah dalam/dangkal).


B. Persyaratan Fisika

Secara fisika, kualitas air dapat diketahui dengan menggunakan indera penglihatan, perasa, penciuman, dan mencicipi untuk mengetahui rasa, kekeruhan, warna dan bau.
Standar uji fisika antara lain:
  • Kekeruhan
    Kualitas air yang baik adalah jernih (bening) dan tidak keruh. Batas minimal kekeruhan air layak minum menurut Permenkes adalah 5 skala NTU. Kekeruhan air disebabkan oleh partikel-partikel yang tersuspensi dalam air.
  • Tidak berbau dan tidak berasa
    Air yang mempunyai kualitas baik adalah tidak berbau dan tidak berasa. Bau dan rasa dapat dirasakan langsung oleh indra penciuman dan indra perasa. Air yang mempunyai bau dan berasa mengindikasikan ada terjadi proses dekomposisi bahan-bahan organik oleh mikroorganisme dalam air, disebabkan oleh senyawa fenol yang terdapat dalam air atau penyebab lainnya yang menyebabkan air tidak layak untuk dikonsumsi
  • Jumlah padatan terapungPerlu diperhatikan air yang baik dan layak diminum tidak mengandung padatan terapung dalam jumlah yang melebihi batas maksimal yang diperbolehkan (1.000 mg/l).
  • Suhu Normal Air yang baik mempunyai temperatur normal, kurang lebih 30 dari suhu kamar (270C). Suhu air yang melebihi batas normal menunjukan indikasi terdapat bahan kimia yang terlarut dalam jumlah yang cukup besar atau sedang terjadi proses dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme.
  • WarnaWarna pada air dapat disebabkan oleh macam-mcam bahan kimia atau organic. Air yang layak dikonsumsi harus jernih dan tidak berwarna. Permenkes menyatakan bahwa batas maksimal warna air yang layak untuk diminum adalah 15 skala TCU.

C. Persyaratan Kimia

Uji Analisa kualitas air secara kimia sederhana ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan kimia dalam sampel air . Dengan mata telanjang tidak dapat diketahui keberadan zat kimianya. Namun ini bisa dilakukan dengan uji sederhana yaitu membuat teh menggunakan sampel air yang akan diuji.

Teh disini berfungsi sebagai penunjuk saja, jika sampel yang diuji mengalami perubahan warna, lendir atau terdapat minyak pada lapisan atas, maka air tersebut mengandung bahan kimiawi. Semakin cepat perubahan yang terjadi maka semakin tinggi pula kandungan kimia yang ada pada sampel tersebut.

Bila perubahannya lambat atau baru berubah setelah pengamatan satu malam, kandungan kimiawinya lebih sedikit, namun tetap air itu kurang baik dikonsumsi. Air yang mengandung tingkat kesadahan dan kandungan logam tinggi dapat terlihat bila air teh berubah menjadi hitam, ungu atau biru.
Standar baku kimia air layak minum meliputi:
  • Derajat keasaman (pH)
    Kualitas air yang baik/netral berada di rentang pH 7. Air dengan pH di bawah 7 dikatakan asam dan diatas 7 dikatakan basa.
  • Kandungan bahan kimia organic
    Air yang baik memiliki kandungan bahan kimia organik dalam jumlah yang tidak melebihi batas yang ditetapkan. Dalam jumlah tertentu tubuh membutuhkan bahan kimia organik namun apabila melebih batas akan menimbulkan gangguan pada tubuh. Hal itu terjadi Karena bahan kimia organic yang melebihi batas akan terurai dan menimbulkan gangguan pada tubuh. Bahan kimia organic tersebut antara lain seperti: NH4, H2S, SO-42-, dan NO3-
  • Kandungan Bahan kimi anorganik
    Bahan-bahan kimia yang termasuk dalam bahan kimia anorganik antara lain garam dan ion-ion logam (Fe, Al, Cr, Mg, Ca, Cl, K, Pb, Hg, Zn).
  • Tingkat kesadahan rendah
    Derajat kesadahan (CaCO3) maksimum air yang layak minum adalah 500 mg per liter.

D. Kuantitas Air

Di Indonesia yang memiliki curah hujan persatuan luas tertinggi ialah Papua dan terendah ialah Nusa Tenggara. Tempat dengan curah hujan terendah ialah Palu di Sulawesi Tengah. Curah hujan pada umumnya tidak terbagi rata sepanjang tahun, yaitu ada musim hujan dan musim kemarau. Karena itu pasokan air tidak merata, yaitu banyak pada musim hujan dan sedikit pada musim kemarau.

Kauantitas air yang tersedia dipengaruh oleh hutan. Tajuk hutan menangkap air hujan sehingga hanya sebagian dari air hujan yang sampai ke tanah dan meresap ke dalamnya. Dinyatakan dalam pesen curah hujan, makin kecil curah hujannya makin besar yang tertangkap. Pada hujan rintik-rintik hamper 100% curah hujan tertangkap oleh tajuk. Oleh karena itu orang suka berteduh di bawah pohon. Makin tertutup tajuk hutan, makin besar pula persen hujan yang tertangkap. Air hujan yang tertangkap oleh tajuk menguap lagi. Pohon-pohonan yang menyerap air tanah dan menyangkut ke semua bagian tubuh. Air yang diserap itu menguap dari tubuh tumbuhan, terutama dari daun yang mempunyai luas total yang besar. Proses penguapan dari tubuh tumbuhan disebut transpirasi. Kombinasi dari proses penguapan dan transpirasidisebut evapotranspirasi. Karena evapotranspirasi ini jumlah air yang tesedia untuk manusia berkurang. Karena itu hutan sebenarnya bukan menambah, melainkan mengurangi air yang tesedia.

Para peladang berpindah mengetahui hal ini. Mereka membuka hutan perladangannya pada akhir musim hujan dan menggunakan biomassa hutan yang ditebang untuk menutupi permukaan tanah. Dengan demikian air tanah yang hilang karena penguapan dari permukaan tanah dan proses evapotranspirasi hutan dalam musim kemarau berkurang. Selama musim kemarau biomassa yang tersebar diladang mengering. Pada akhir musim kemarau biomassa yang kering dibakar untuk melepaskan mineral yang terkandung di dalamnya. Mineral yang terlepas itu menjadi pupuk tanamannya. Praktik ini sering disebut kearifan ekologi tradisional.

Pada lain pihak hutan dengan sersah di lantainya menggemburkan tanah sehingga memperbesar laju peresapan air ke dalam tanah. Efeknya dua, yaitu pertama, memperbesar suplesi tanah dan kedua, mengurangi laju air larian, yaitu air yang mengalir di permukaan tanah. Dengan demikian persebaran air tanah dalam musim kemarau bertambah dan bahaya banjir dalam musim hujan berkurang.
Uraian singkat di atas menunjukan bahwa hutan mempunyai dua efek yang berlawanan. Kedua efek itu harus kita perhitungkan. Persepsi orang bahwa hutan menambah air benar juga, yaitu yang ditambah ialah suplesi air tanah. Selama suplesi air tanah lebih besar daripada evapotranpirasi, hutan itu menguntungksn. Persediaan air dalam musim kemarau bertambah. Mata air tidak banyak yang mongering sehingga fluktuasi air dalam musim hujan dan musim kemarau tidak besar. Jadi hutan harus kita pelihara. Namun seyogianya proses evapotranpirasi yang mengurangi persediaan air juga diperhitungkan. Ini pentung dalam program reboisasi dan pe nghijauan, terutama di daerah ringkai (arid) dan semi ringkai, misalnya Nusa Tenggara, gar tida memperparah kekurangan air. Ini dapat dilakukan dengan memilih jenis yang mempunyai laj u evapotranspirasi yang rendah. Sebagai pedoman umum ialah jenis asli yang telah menyesuaikan diri dengan keadaan ringkai. Cara lain ialah dengan memangkas tajuk pada musim kemarau, misalnya untuk menggunakan hijauannya sebagai pakan ternak dan kayunya sebagai kayu bakar atau bahan kerajinana tangan. 

Jika luas hutan berkurang, laju resapan air ke dalam tanah menurun, laju air larian naik dan bahaya banjir meningkat. Dalam hal ini bertambahnya air karena berkurangnya luas hutan adalah merugikan. Untuk apa airnya bertambah, jika pertambahan itu berupa banjir. Laju air larian makin besar, jika hutan dikonversi menjedi bangunan fisik, seperti pemukiman, gedung dan jalan. Misalnya, perkiraan kasar konversi hutan belukar dan vegetasi lainnya di Puncak menjadi lahan pemukiman peristirahatan, meningkatnya volume air larian dari 5% curah hujan menjadi 40%. Dengan curah hujan 3000 mm/tahun, kenaikan volume air larian itu ialah 10.500 m³/ha/tahun yang setara dengan 2.100 truk tangki minyak berkapasitas 5.000 liter. Dengan mudah kita dapat menghitung jumlah total tambahan air larian dengan mengalikannya dengn luas belukar dan vegetasi lainnya yang dikonversi menjadi daerah pemukiman. Kenaikan volume air larian ini menjadi tambahan volume banjir kiriman ke Jakarta. Di Jakarta sendiri dilakukan pembangunan yang mengurangi peresapan air hujan, seperti pembuatan dan pelebaran jalan, tempat parker, pembangunan gedung dan perumahan, yang banyak dilakukan di jalur hijau dan taman. Pembangunan ini memperbesar volume airlarian kira-kira dari 20% menjadi 95% curah hujan. Dengan curah hujan 1.700 mm/tahun tambahan volume air larian itu ialah 12.750 m³/ha/tahun yang setara dengan 2.550 truk tangki minyak berkapasitas 5.000 liter. Dengan menginventarisasi luas perubahan tataguna lahan di Puncak dan Jakarta dapatlah dihitung perkiraan tambahan volume air larian. Perhitungan kasar ini menberikan gambaran mengapa kerentanan Jakarta terdadap banjir meningkat. Kerentanan itu meningkat lagi karena terjadinya penyempitan dan pendangkalan sungai, tersumbatnya selokan oleh sampah, keamblesan tanah, konservasi rawa dan situ menjadi tempat bangunan dan air pasang laut.

Contoh lain ialah Bandung. Karena letak geografisnya di cekungan dataran tinggi, secara alamiah  Bandung memang rentan terhadap banjir, terutama Bandung Selatan. Pegunungan yang mengeliingi Bandung, yaitu Burangrang dan Tangkuban perahu di utara, Malangyang di timur serta Malabar dan Patuha di selatan mempunyai curah hujan yang tinggi, yaitu anatara 2.500 mm sampai 4.000 mm/tahun. Daerah pegunungan daerah curah hujan yang tinggi itu jaraknya dekat dari Bandung sehingga air hujan dengan cepat mencapai Bandung. Sementara itu Citarum di selatan Bandung yang mengalir di dasar cekungan dari timur ke barat mempunyai alur yang amat landai dan mengalami pendangkalan karena laju erosi yang tinggi di DAS hulunya sehingga pembuangan air tidak dapat terjadi dengan cepat. Penyusutan luas hutan dan vegetasi lain, bertambahnya daerah pemukiman di daerah Bandung, berkurangnya luass taman dan jalur hijau di Bandung serta tersumbatnya selokan-selokan oleh sampah menambah kerentanan Bandung terhadap banjir. Tak heranlah setiap ada hujan selalu ada banjir di Bandung Timur dan Bandung Selatan dan/atau di dalam kota.

Di seluruh Indonesia dalam musim hujan banjir telah menjadi kejadian rutin. Pada akhir tahun 2000 dan permulaan tahun 2001 telah terjadi banjir besardi abnyak tempat, antara lain, di Jawa Tengah, Sumatera Barat, Aceh, Minahasa, dan juga Jakarta. Banjir dalam musim hujan secara teratur bergantian dengan kekurangan air dalam musim kemarau.

Menurut Bank Dunia tanpa perbaikan efisiensi deficit air irigasi di Jawa pada tahun kering ialah 22 milyar m³/tahun. Unit Manajemen Leuser (UML) melaporkan dalam musim kemarau 1999 sembilan sungai di kawasan Gunung Leuser mengering dan lebih dari 10.000 ha sawah di Aceh Tenggara dan Aceh Selatan mengalami kekeringan. Berdasarkan sigi UML di kawasan Gunung Leuser ketersediaan air dalam tahun 1997/98 telah berkurang dengan 30-40% dibandingkan dengan 10 tahun yang lalu. Di Jawa pun persawahan yang umumnya mempunyai prasarana irigasi yang baikjuga meengurangi kekurangan air, misalnya di Blora dan Rembang. Di Sumatera Barat 17.900 ha sawah kekeringan.
Kesulitan kekurangan air dipengaruhi dengan adanya penyedotan air tanah yang meningkat dengan tajam di banyak tempat, baik untuk keperluan rumah tangga maupun untuk industri. Di Surabaya dan sekitarnya, misalnya, ekploitasi air tanah 1995 sampai 1997 meningkat hamper dua kali dari 26,6 juta m³ menjadi 49,4 juta. Deflasi air tanah ini melebihi suplesi yang telah menurun karena berkurangnya peresapan air ke dalam tanah sehingga permukaan air tanah menurun. Di Jakarta permukaan air tanah turun rata- rata antara 0,5 – 3 m pertahun. Tekanan air tanah yang semula rata-rata antara 5 – 10 m di atas muka laut, sejak tahun 1960 menjadi negatif. Hal yang serupa terjadi di Dayeuhkolot, Bandung. Tekanan air tanah yang semula positif setelah tahun1970 menurun dengan drastis dan mencapai tekanan -50 m. diperkirakan laju penurunan permukaan air tanah berkisar antara 0,25 m/tahun dan 8,00 m/tahun sehingga hasil sumur bor PAM berkurang dari 0.10 juta m³/tahun dalam tahun 1970 menjadi 0,03 m³/tahun dalam tahun 1995. Penduduk yang mengandalkan sumur sebagai sumber airnya pun dalam musim kemarau mengalami kesulitan air. Ironinya, penduduk yang termasuk lapisan masyarakat tak berada ini harus membeli air bersih dengan harga mahal, sementara pabrik dan hotel yang menyedot air yang berlebihan daan kelompok penduduk lapisan menegah dan atas yang mendapatkan pelayanan PAM dapat menikmatik air bersih dengan biaya murah. Terjadi pula konplik perebutan air antara rakyat dengan PAM. Rakyar menuduh bahwa PAM telah menyedot air mereka sehingga mereka kekurangan air, misalnya di Sukabumi.

Di daerah pantaideplesi air tanah menyebabakan air laut merembes ke dalam akifer. Di Grogol, Jakarta, air tanah pada kedalaman 150 m daya hantar listriknya naik dari 15.300 μmhos/cm dalam tahun 1991 menjadi 20.500 μmhos/cm dalam tahun 1994. Dampak lainnya ialah dapat terjadinya keamblasan tanah. Di Jakarta laju keamblesan bervariasi antara 2,3 sampai 34,0 cm/tahun dengan laju terkecil di jalan Thamrin dan terbesar di Penjaringan. Keamblesan tanah mempertinggi kerentanan terhadap banjir dan dapat membahayakan keamanan bangunan.

Sebuah aspek penting hubungan hutan dengan air yang belum mendapat perhatian kita ialah hubungannya dengan perubahan pola curah hujan. Proses evapotranspirasi meningkatkan kadar uap air daam udara yang menjadi sumber hujan. Terjadilah daur hujan → penyerapan air oleh hutan →evapotranspirasi → hutan. Penelitian di AS Sungai Amazon, Brazil, dengan menggunakan perunut air berat (heavy water) menunjukan air hujan yang turun di dareah hulu Sungai Amazon berasal dari Laut Atlantik. Mekanismenya melalui daur seperti tersebut di atas. Daur ini terbawa oleh angin dan bergerak dari daerah pantai Laut Atlantik ke pedalaman sehingga hujan di daerah pedalaman DAS hulu Sungai Amazon berasal dari Laut Atlantik. Karena dur yang bergerak ini DAS Hulu Amazon ke asalnya melalui aliran sungai Amazon. Dengan demikian hutan mempunyai fungsi ekologi yang sangat penting untuk “mengangkut” air Laut Atlantik ke pedalaman. Para pakar berspekulasi, apabila terjadi penggundulan hutan yang luas, teransfer Laut Atlantik ke DAS hulu Sungai Amazon akan terputus dan akan akan terjdi resiko berubahnya daerah pedalaman yang basah menjadi daerah yang ringkai. Jika teori ni benar, kita menghadapi resiko bahwa penggundulan hutan yang luas di Kalimantan akan menurunkan curah hujan di pedalaman Kalimantan.


E. Kualitas Air

Pada hakikatnya antara aktivitas manusia dan timbulnya pencemaran terdapat hubungan melingkar berbentuk siklus. Agar dapat hidup dengan baik manusia beradaptasi dengan lingkungannya dan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia mengembangkan teknologi. Akibat sampingan dari pengembangan teknologi adalah bahan pencemar yang menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan ini merupakan stimulus agar manusia menyesuaikan diri terhadap lingkungan

Air yang kita gunakan harus memenuhi kualitas sesuai dengan peruntukannya. Masing-masing peruntukan mempunyai baku mutunya. Baku mutu untuk air minum lebih ketat dari pada baku mutu untuk peruntukan yang lain, misalnya untuk industri.
Berdasarkan peruntukannya, air (tidak termasuk air laut) di bagi empat golongan, yaitu:
  • Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa ada pengolahan terlebih dahulu.
  • Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk air minum.
  • Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan pertenakan.
  • Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha perkotaan, industri, dan pembangkit tenaga listrik.
Pencemaran terjadi bila dalam lingkungan terdapat bahan yang menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak diharapkan, baik yang bersifat fisik, kimiawi maupun biologis sehingga mengganggu kesehatan eksistensi manusia, dan aktivitas manusia serta organisme lainnya. Bahan penyebab pencemaran tersebut disebut bahan pencemar atau polutan. Polusi disebabkan terjadinya faktor-faktor tertentu yang sangat menentukan ialah :
  • Jumlah penduduk;
  • Jumlah sumberdaya alam yang digunakan oleh setiap individu;
  • Jumlah polutan yang dikeluarkan oleh setiap jenis sumberdaya alam;
  • Teknologi yang digunakan
Pencemaran air yang sangat umum ialah oleh partikel tanah yang berasal dari erosi. Pencemaran air oleh partikel tanah nampak secara visual dari air yang berwarna coklat. Pencemaran ini mengganggu peruntukan air untuk rumah tangga. Karena kadarnya yang tinggi, biaya pengolahan air oleh PAM mningkat dan tidak jarang air PAM pun berwarna coklat.

Pencemaran air oleh lumpur menurunkan laju fotosintesis fitoplankton sehingga produktivitas primernya menurun. Karena pitopankton merupakan permulaan rantai makanan, mata rantai dalam seluruh rantai makanan perairan terpengaruh oleh penurunan produktivitas primer tersebut. Akibatnya, produktivitas ikan pun menurun. Penurunan ini juga disebabkan oleh ganggua fisiologis ikan oleh lumpur

Pencemaran air lain yang sangat umum ialah dar limbah domestik. Walaupun menurut data statistik 72% jumah rumah tangga menggunakan jamban, namun karena konstruksinya yang tidak memenuhi syarat jamban itu masih mencemari perairan dengan tinja. Sisanya, yaitu 28% jumlah rumah tangga, tidak menggunakan jamban. Di Jawa Barat sangat umum orang menggunakan kolam ikan sebagai jamban. Akibatnya kadar koliform fekal di kolam tinggidan kolam merupakan sumber penyakit muntah berak yang penting, terutama bagi balita. Karena penduduknya yang padat, di Jawa banyak sungai yang tercemar sangat berat oleh koliform fekal, antara lain, Ciliwung, Citarum, Cimanuk dan sungai-sungai di Surabaya. Di luar Jawa sungai yang mengalir melalui kota besar juga tercemar berat, misalnya di Medan. Efek lain limbah domestik ialah  terjadinya penyuburan air atau eutrophication seperti yang telah diuraikan di atas.

Dengan berkembangnya industri konstribusi industri pada pencemaran meningkat  pula. Di Jawa sumbangan industry pada pencemaran air sungai berkisar antara 25-30% beban total pencemaran. Di Citarum 39-42% jumlah data amoniak bebas (NHз), 2-8% jumalah data kromium (Cr), 13-19% jumlah data cadmium (Cd), 42-46% jumlah data tembaga (Cu), dan 7-10% jumalh data timbale (Pb) melampaui baku mutu air untuk peruntukan B,C, dan D. di luar Jawa industrialisasi juga telah menyebabkan pencemaran, mislanya di Medan dan Makasar.

Kualitas air juga dipengaruhi oleh derajat keasamannya yang dinyatakan dalam satuan pH. Makin rendah nilai pH, makin tinggi derajat keasamannya. pH 7 menunjukan nilai netral dan di ats 7 air bersifat basa. Air hujan mempunyai pH sedikit di bawah 7 karena adanya CO₂ yang terlarut di dalamnya. CO₂ yang telarut itu membentuk asam lemah. Dengan makin banyaknyapembakaran bahan bakar untuk industry dan transport, emisi oksida belerang dan nitrogen ke udara makin meningkat. Kedua oksida itu di dalam udara mengalami oksidasi menjadi berturut-turut asan sulfat dan asam nitrat yang merupakan asam kuat. Asam di dalam udara itu terbawa oleh air hujan yang jatuh ke bumi sehingga pH air hujan turun. Terjadilah apa yang disebut hujan asam (acid rain) yang menurut definisi ialah air hujan dengan pH kurang dari 5,6. Pemantauan air hujan di kota-kota besar, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Denpasar, Medan, Bengkulu, Makasar, Banjarbaru, Pontianak dan Jayapura menunjukan telah terjadinya hujan asam. Di kota-kota itu rata-rata pH menunjukan kecenderungan untuk menurun. Dalam tahun 1998 rata-rata ph di bawah 5 tercatat di Jakarta (pH = 4,42), Bandung (pH = 4,55), Surabaya (pH = 4,44), Medan (pH = 4,42), Pontianak (pH = 4,86), dan Jayapura (pH = 4,54). Nampaklah, nilsi rata-rata terendah terdapat di Jakarta, tempat terjadinya BBM terbesar.

Menurunnya pH hujan dapat juga terjadi di luar kota karena tersebarnya pencemaran udara oleh angin.di Indonesia belum ada data tentang pH air hujan di luar kota. Jika hujan asam makin luas, pH sungai, danau, dan tanah dapat turun, khususnya di daerah yang mempunyai kapasitas buffer yang rendah. Asidifikasi perairan, yaitu turunnya pH, mengakibatkan kerusakan biologis. Perairan tak dapat lagi mendukung kehidupan organisme yang peka pH rendah. Di Amerika Utara dan Skandinavia ribuan danau “mati” karena asidifikasi. Untuk merehabilitasinya dilakukan pengapuran pengairan itu dengan biaya yang tinggi.

Di Eropa dna Amerika Utara hutan yang sanagt luas telah menglami kerusakan karena asam dalam udara dan hujan asam. Pada tahun1988 kerusakan di Eropa mencapai 35% dari luas hutan. Hutan yang rusak ini sebagian mati. Kematian hutan oleh huajn asam disebut waldsterben (kematian hutan).
Deposisi asam dengan tak langsung dapat mempengruhi kesehatan manusia, yaitu meningkatnya laju pencucian logam berat dari sedimen dan melarutkan timbal (Pb) dari pipa air yang kemudian masuk kedalam air minum. Dalam air dengan pH rendah merkuri (Hg) dalam bentuk dimelitmerkuri diubah oleh jasad renik menjadi monometilmerkuri yang bersifat sangat beracun. Monometilmerkuri larut dalam air dan mudah diserap oleh plankton. Plankton dimakan oleh ikan dan kadar merkuri dalam ikan naik. Proses ini disebut bioakumulasi. Ornag yang sering makan ikan yang terkontaminasi dengan merkuri yang beracun ini menghadapi resiko mengalami keracunan pula.

Dalam angka-angka pencemaran yang tinggi itu nampaklah adanya resiko yang tinggi terjadinya dampak pada kesehatan melalui proses bioakumulasi. Dua kasus yang sangat menghebohkan dunia yang berkaitan dengan bioakumulasi ialah keracunan merkuri (Hg) dan Kadmium (Cd) di jepang pada tahun 1940-50an. Keracunan merkuri terjadi di Teluk Mianamata. Merkuri ini berasal dari lembah pabrik. Walaupun kadar merkuri dalam limbah rendah, namun merkuri ini mengalami bioakumulasi dan para nelayan yang sehari-harinya makan ikan mengalami keracunan yang  parah yang merusak system sarafnya. Penyakit ini dikenal dengan nama penyakit minamata.

Keracunan kadmium di Jepang terjadi melalui beras yang berasal dari sawah yang diairi oleh air dari sebuah sungai yang menerima limbah dari sebuah tambang seng. Limbah itu mengandung kadmium yang diakumulasikan oleh tanaman padi dalam beras. Penduduk yang setiap hari memakan beras dari sawah itu mengakumulasi kadmium smapai tingkat yang beracun.

Di Indonesia merkuri itu juga banyak digunakan dalam pertambangan emas tanpa izin oleh penduduk, mislanya di Jawa Barat, Kalimantan, dan Papua. Merkuri digunakan untuk mengikat emas dlam bentuk amalgam. Untuk mendapatjkan emasnya merkuri dalam amalgam diuapkan dengan dipanaskan. Penggunaan itu tidak teawasi. Menurut laporan, sungai di Jakarta tel tercemar oleh merkuri

 Dalam keadaan tidak ada pencemaran pun orang mendapatkan merkuri ke dalam tubuhnya dar makanan. Jumlah rata-rata yang didapatkan orang dari makanan ialah 0,07 mg/minggu. Menurut WHO batas yang aman adalah 0,3 mg/minggu yang tidak boleh mengandung lebih dari 0,2 mg metilmerkuri/minggu. Jadi berdasarkan ketentuan WHO konsumsi “normal” adalah aman. Tetapi orang yang banyak mengkonsumsi dari daerah yamng mendapatkan air dari daerah pertambangan emas liar menghadpi resiko tinggi keracunan merkuri. Bapedalda Kalimantan Timur mengkhawtirkan sekitar 50.000 jiwa di pedalaman Kalimantan Timur terancam keracunan merkuri dan menurut Dinas Pertambangan Umum Sulawesi Utara Sungai Dimembe di Minahasa, menagndung merkuri 0,007 ppm, tujuh kali di atas ambang batas.

Timbal merupakan racun yang bersifat kumulatif. Sekitar 90% dari timbale yang terkumpul dalam tubuh masuk ke dalam tulang.dari tulang timbale dapat diremobilisasi lagi dan masuk ke dalam peredaran darah. Ini terjadi, misalnya, pada wanita hamil. Antar jemput anak ke sekolah mempertinggi resiko itu karena tingkat pencemaran dalam mobil lebih tinggi daripada di udara ambient.

Merkuri mempunyai dampak yang berat terhadap kesehatan. Para penambang emas liar menghadapi keracunan oleh uap merkuri dan merkuri anorganik. Uap merkuri merusak system saraf dan ginjal. Merkuri anorgainik sangat beracun dan sebuah dosis akut dapat menyebabkan kematian. Efek metalmerkuri ialah pada system saraf, pada orang dewasa efek itu terjadi pada daerah tertentu dalam otak, terutama neuron dan sel granul dalam cerebellum.Efek yang sangat serius ialah pada fase pertumbuhan prenatal dan efek itu tidak reversibel. Salah satu efeknya berupa cerebral palsy pada bayi yang dilahirkan oleh seorang ibu yang keracunan merkuri, meskipun gejala keracunan itu tidak tampak pada ibu tesebut. Merkuri menurunkan kecerdasan (IQ). Efek ini terutama serius pada anak yang sedang berkembang. Merkuri juga mempengaruhi sintesis darah merah.

Apabila kita melihat masalah tersebut kita merasa ngeri mendengarnya, oleh karena itu kita harus menjaga dan melestarikan sumberdaya air ini,Banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai cara penanggulangan kualitas air, diantaranya :
  • Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.
  • Tidak membuang sampah ke sungai.
  • Mengurangi intensitas limbah rumah tangga.
  • Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga limbah yang nantinya bersatu dengan air sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem.
  • Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih lainnya tidak tercemar.
Tapi  bagaimana caranya untuk memurinkan air yang sudah tercemar?
Dilansir dari Webhealthcentre, mengungkapkan bahwa pemurnian air yang banyak dilakukan ada tiga tahap, yaitu penyimpanan, filtrasi dan klorinasi. Tapi sepertinya tiga tahap ini belum cukup untuk benar-benar memurnikan air yang tercemar. Berikut beberapaa cara lain untuk mengurangi bahaya pencemaran air baik secara biologis maupun kimiawi:
  • Penyaringan dan perebusan meski tampak bersih, air yang akan diminum harus disaring dan direbus hingga mendidih setidaknya selama 5-10 menit. Hal ini dapat membunuh bakteri, spora, ova, kista dan mensterilkan air. Proses ini juga menghilangkan karbon dioksida dan pengendapan kalsium karbonat.
  • Disinfeksi kimia hal ini berguna untuk memurnikan air yang disimpan pada tempat seperti di genangan air, tangki atau air sumur.
  • Bubuk pemutih proses ini merupakan diklorinasi kapur. 2,3 gram bubuk pemutih diperlukan untuk mendisinfeksi 1 meter kubik (1.000 liter) air. Tapi air yang sangat tercemar dan keruh tidak bisa dimurnikan dengan metode ini. Bubuk pemutih merupakan senyawa tidak stabil dengan bau yang menyengat. Ketika senyawa ini terkena udara, cahaya atau kelembaban, maka senyawa ini akan cepat kehilangan kadar klorin, sehingga menjadi tidak efektif.
  • Tablet klorin dipasaran, tablet klorin dijual dengan nama tablet halazone. Senyawa ini mungkin cukup mahal tetapi efektif untuk memurnikan air dengan skala kecil. Tablet klorin 'smarter' telah diperkenalkan baru-baru ini. Tablet klorin ini 15-20 kali lebih kuat dari tablet halogen. Satu pil 0.5 gms, cukup untuk mendisinfeksi 20 liter air.
  • Filter
    Ada beberapa jenis filter, antara lain filter keramik 'lilin' dan UV filter. Bagian utama dari sebuah filter keramik 'lilin' ini adalah lilin yang terbuat dari porselin atau tanah infusorial. Permukaannya dilapisi dengan katalis perak sehingga bakteri yang masuk ke dalam akan dibunuh. Metode ini menghilangkan bakteri yang biasanya ditemukan dalam minum air, tetapi tidak efektif dengan virus yang bisa lolos saringan. Alat UV filter umumnya terdiri dari prefilter, yaitu filter kotoran fisik. Kartrid karbon menghilangkan air dari kotoran organik yang berwarna, bau, bebas klorin dan lainnya. Sedangkan berkas sinar UV berfungsi untuk menghilangkan bakteri dan virus.

BAB III
KESIMPULAN

Air merupakan salah satu sumber alam yang mulai terasa pengaruhnya pada usaha memperluas kegiatan pertanian dan industri di berbagai tempat di dunia, secara alamiah sumber-sumber air merupakan kekayaan alam yang dapat diperbaharui dan yang mempunyai daya generasi yaitu selalu dalam sirkulasi. Air sebagai sumberdaya kini lebih disadari merupakan salah satu unsur penentu di dalam ikut mencapai keberhasilan pembangunan, termasuk pula terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan lingkungan.

Berbicara tentang kuantitas  air memiliki kaitannya dengan hutan, karena hutan sebagai cadangan air, namun dewasa ini pembalakan liar, penggundulan hutan, bembakaran hutan, dan lain sebagainya sudah kerap kali terjadi terutama di Indonesia. Indonesia walaupun berada di garis khatulistiwa yang notabene memiliki iklim tropis basah yang mendapat cahaya matahari setiap hari sering kali mengalami kekeringan akibat musim kemarau walaupun kemarau pendek. Ini menandakan bahwa ketersediaan air baik di dalam maupun di permukaan tanah kurang, yang berakar dari kerusakan hutan. Siapa yang salah?

Pada masa sekarang ini nampaknya sulit untuk memperoleh air yang betul-betul murni, aliran air dari gunung yang diperkirakan paling bersih pun akan membawa mineral-mineral, gas-gas berlarut dan zat-zat organik dari tumbuhan atau binatang yang hidup di dalam atau dekat aliran tersebut, selain itu aktivitas manusia merupakan salah satu hal yang menyebabkan timbulnya masalah-masalah pencemaran air di dalam ekosistem air.

Pencemaran air pada umumnya terjadi oleh tingkah laku manusia juga seperti oleh zat-zat deterjen, asam belerang, dan zat-zat kimia sebagai sisa pembuangan pabrik-pabrik kimia atau industri. Pembuangan bahan kimia limbah maupun pencemar lain ke dalam air akan mempengaruhi kehidupan dalam air tersebut, suatu pencemar dalam suatu ekosistem mungkin cukup banyak sehingga akan meracuni semua organisme yang terdapat di sana, biasanya suatu pencemaran cukup banyak untuk membunuh spesies tertentu, tetapi tidak membahayakan spesies lainnya, sebaliknya ada kemungkinan bahwa suatu pencemar justru dapat mendukung perkembangan spesies tertentu. Jadi, bila air tercemar ada kemungkinan pergeseran-pergeseran dari jumlah spesies yang banyak dengan ukuran yang sedang populasinya, kepada jumlah spesies yang sedikit tetapi berpopulasi yang tinggi. Penetapan standar air yang bersih tidak mudah, namun ada kesepakatan bahwa air yang bersih tidak ditetapkan pada kemurnian air akan tetapi didasarkan pada keadaan normalnya, sebab air yang ada di bumi ini tidak pernah terdapat dalam keadaaan murni bersih, tetapi selalu ada senyawa atau mineral atau unsur lain yang terlarut di dalamnya.

Air merupakan sumber yang pertama dan utama bagi kita, tanpa air kita tidak akan bisa hidup, oleh karena itu mari kita jaga eksistensi, kemurnian, dan keaslian air ini, mulai dari hari ini, dari hal terkecil dan mulai dari diri sendiri

DAFTAR PUSTAKA

  • Anjayani, Erni., dan Tri Haryono. (2009). Geografi.Jakarta : PT Cempaka Putih.
  • Danang, Endarto., Sarwono., dan Singgih Prihadi. (2009). Geografi 1. Jakarta : Grahadi.
  • Soemarwoto, Otto. (2001). Atur-Diri-Sendiri Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.



Sekian Terima Kasih :)

Semoga apa yang tersaji dalam blog ini bermanfaat. Terima kasih telah mengunjungi blog ini. Silahkan jika ingin di sebarluaskan dengan mencantumkan sumbernya yaa :) terima kasih.


EmoticonEmoticon