Makalah Obat Uterotonika

BAB I -PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Seperti yang telah kita ketahui bersama, obat merupakan salah satu penunjang sarana kesehatan. Segala macam penyakit tidak dapat lepas begitu saja tanpa keberadaan obat.Dengan penggunaan obat kita harus mengikuti aturan – aturan tertentu karena obat dalam penggunaan yang digunakan dalam jumlah yang berlebihan dapat meracuni sedangkan racun yang digunakan dalam jumlah sedikit justru dapat menjadi obat bagi tubuh kita.Salah satu dari obat yang sudah sering dipergunakan adalah uterotonik. Obat–obat uterotonika tidak pernah lepas dari segala masalah kesehatan yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan.Masalah kehamilan dan persalinan merupakan masalah yang riskan karena sangat erat dengan keselamatan jiwa seseoramg sehingga ironis sekali apabila terjadi kesalahan walau hanya sedikit saja. Hal–hal yang perlu diketahui adalah mengenai nama obat, tujuan penggunaan, mekanisme kerja, indikasi, kontra indikasi, efek samping, cara pemakaian serta dosis yang digunakan.

2. Tujuan

- Untuk mengetahui obat uterotoni
- Untuk mengetahui jenis – jenis obat uterotonik
- Untuk mengetahui pengaruh terhadap penggunaan obat – obat uterotonik yang meliputi pengertian, mekanisme kerja, indikasi, kontra indikasi, efek samping, cara pemakaian serta dosis yang digunakan.

BAB II - PEMBAHASAN

A. Definisi Uterotonik

Uterotonik (oxytocic) merupakan obat-obatan yang mengandung ergonovine, ergometrine atau oxytocin. Uterotonik adalah  zat yang meningkatkan kontraksi uterus. Uterotonik banyak digunakan untuk induksi, penguatan persalinan, pencegahan serta penanganan perdarahan post partum, pengendapan perdarahan akibat abortus inkompletikus dan penanganan aktif pada Kala persalinan.Pemberian obat uterotonik adalah salah satu upaya  untuk mengatasi pendarahan pasca persalinan atau setelah lahirnya plasenta. Namun, pemberian obat ini sama sekali tidak dibolehkan sebelum bayi lahir. Keuntungan pemberian uterotonika ini adalah untuk mengurangi perdarahan kala III dan mempercepat lahirnya plasenta. Karena itu, pemberian pencegahan dapat diberikan pada setiap persalinan atau bila ada indikasi tertentu.  Indikasi yang dimaksud, adalah hal-hal yang dicurigai akan menimbulkan perdarahan pasca persalinan. Yaitu;
Riwayat persalinan yang kurang baik, misalnya:
  1. Riwayat perdarahan pada persalinan yang terdahulu.
  2. Grande multipara (lebih dari empat anak).
  3. Jarak kehamilan yang dekat (kurang dari dua tahun).
  4. Bekas operasi Caesar.
  5. Pernah abortus (keguguran) sebelumnya.
Bila terjadi riwayat persalinan kurang baik, ibu seyogyanya melahirkan dirumah sakit, dan jangan di rumah sendiri. Hasil pemeriksaan waktu bersalin, misalnya:
  1. Persalinan/kala II yang terlalu cepat, sebagai contoh setelah ekstraksi vakum, forsep.
  2. Uterus terlalu teregang, misalnya pada hidramnion, kehamilan kembar, anak besar.
  3. Uterus yang kelelahan, persalinan lama.
  4. Uterus yang lembek akibat narkosa.
  5. Inersia uteri primer dan sekunder.
Obat-obatan yang dipakai untuk pencegahan adalah Oksitosin dan Ergometrin. Caranya, disuntikkan intra muskuler atau intravena (bila diinginkan kerja cepat), setelah anak lahir.

B. Klasifikasi

Uterotonik yang bisa diklasifikasikan dalam 3 macam, yaitu :

1. Metergin

a.Pengertian
Merupakan alkaloid ergot. Mekanisme/cara kerja
  • Mempengaruhi otot uterus berkontraksi terus-menerus sehingga memperpendek kala III (kala uri).
  • Menstimulsi otot-otot polos terutama dari pembuluih darah perifer dan rahim.
  • Pembuluh darah mengalami vasokonstriksi sehingga tekanan darah naik dan terjadi efek oksitosik pada kandungan mature.
b. Indikasi
  • Oksitosik
  • Sebagai stimultan uterus pada perdarahan paska persalinan atau paska abortus.
c. Efek samping
  • Kontraksi uterus
    Kontraksi dapat terjadi begitu kuat sehingga resiko retensio plasenta akan meningkat. Keadaan ini disebabkan oleh kontraksi segmen bawah uterus yang terjadi berurutan sehingga perlepasan plasenta terhalang.
  • Diare dan muntah
    Kerja metergin menyerupai kerja dopamine yang kerap kali menimbulkan mual dan muntah pada 20-30 % ibu melahirkan.
  • Pengliatan kabur, sakit kepala, kejang, diare, kulit dingin, nadi lemah dan cepat,bingung, koma, meninggal.
d. Kontra indikasi
  • Persalinan kala I dan II
  • Hipersensitif
  • Penyakit vascular
  • Penyakit jantung parah
  • Fungsi paru menurun
  • Fungsi hati dan ginjal menurun
  • Hipertensi yang parah
  • Eklampsi
e. Cara pakai dan dosis
  • Oral: mulai kerja setelah sepuluh menit
  • Injeksi: intravena mulai kerja 40 detik
  • IM : mulai kerja 7-8 menit. Hal ini lebih menguntungkan karena efek samping lebih sedikit.
  • Dosis :
  • Oral 0,2-0,4 mg , 2-4 kali sehari selama 2 hari
  • IV / IM 0,2 mg , IM boleh diulang 2–4 jam bila perdarahan hebat.
f. Contoh obat
  • Nama generic : metal ergometrin, metal ergometrina, hydrogen maleat
  • Nama paten : methergin, met6hernial, methorin, metilat, myomergin.

2. Oksitosin

a. Pengertian
Oksitosin merupakan hormone peptide yang disekresi olah pituitary posterior yang menyebabkan ejeksi air susu pada wanita dalam masa laktasi. Oksitosin diduga berperan pada awal kelahiran.

b. Mekanisme / cara kerja
Bersama dengan faktor-faktor lainnya oksitosin memainkan peranan yang sangat penting dalam persalinan dan ejeksi ASI. Oksitosin bekerja pada reseptor oksitosik untuk menyebabkan :
  • Kontraksi uterus pada kehamilan aterm yang terjadi lewat kerja langsung pada otot polos maupun lewat peningkatan produkdsi prostaglandin
  • Konstriksi pembuluh darah umbilicus
  • Kontraksi sel-sel miopital ( refleks ejeksi ASI ) .Oksitosin bekerja pada reseptor hormone antidiuretik ( ADH )* untuk menyebabkan :
  • Peningkatan atau penurunan yang mendadak pada tekanan darah 9 diastolik ) karena terjadinya vasodilatasi
  • Retensin air
Catatan
Oksitosin dan hormone anti diuretic memiliki rumus bangun yang sangat mirip sehingga menjelaskan mengapa fungsi kedua substansi ini saling tumpang tindih

Kerja oksitosin yang lain meliputi :
  • Kontraksi tuba falopi untuk membantu pengangkutan sperma,; luteolitis (involusi korpus luteum );
  • Peranan neurotransmitter yang lain dalam system saraf pusat.
  • Oksitosin disintesis dalam hipotalamus, kelenjar gonad, plasenta dan uterus. Muylai dari usia kehamilan 32 minggu danselanjutnya, konsentrasi oksitosin dan demikian pula aktifitas uterus akan lebih tinggi pada malam harinya ( Hirst et al, 1993 ).
Pelepasan oksitosin endogenus ditingkatkan oleh :
  • Persalinan
  • Stimulasi serviks vagina atau parudara
  • Estrogen yang beredar dalam darah
  • Peningkatan osmolalitas / konsentrasi plasma
  • Volume carian yang rendah dalam sirkulasi darah
  • Stress. Stres dalam persalinan dapat memacu partus presipitatus yang dikenal dengan istilah refleks ejeksi fetus. Stress yang disebabkan oleh tangisan bayi akan menstimulasi produksi ASI.
Pelepasan oksitosin disupresi oleh :
  • Alcohol
  • Relaksin
  • Penurunan osmolalitas plasma
  • Volume cairan yang tinggi dalam sirkulasi darah ( Graves, 1996 )
c. Indikasi
  • Oksitosik
  • Mengurangi pembengkakan payudara
d. Efek samping
  • Spasme uterus ( pada dosis rendah )
  • Hiperstimulasi uterus 9 membahayan janin : kerusakan jaringan lunak /rupture uterus )
  • Keracunan cairan dan hiporatremia ( pada dosis besar )
  • Mual,muntah, aritmia, anafilaksis, ruam kulit, aplasia plasenta, emboli amnion.
  • Kontraksi pembuluh darah tali pusat
  • Kerja antidiuretik
  • Reaksi hipersensitifitas
e. Kontra indikasi
  • Kontraksi uterus hipertonik
  • Distress janin
  • Prematurisasi
  • Letak bayi tidak normal
  • Disporposi sepalo pelvis
  • Predisposisi lain untuk pecahnya rahim
  • Obstruksi mekanik pada jalan lahir
  • Preeklamsi atau penyakit kardiovaskuler dan terjadi pada ibu hamil yang berusia 35 tahun
  • Resistensi dan mersia uterus
  • Uterus yang starvasi
  • Gawat janin
f. Cara pakai dan dosisUntuk induksi persalinan intravena 1-4 m U permenit dinaikkan menjadi 5-20 m U / menit sampai terjadi pola kontraksi secara fisiologis. Untuk perdarahan uteri pasca partus, ditambahkan 10-40 unit pada 1 L dari 5 % dextrose, dan kecepatan infuse dititrasi untuk mengawasi terjadinya atonia uterus. Kemungkinan lain adalah, 10 unit dapat diberikan secara intramuskuler setelah lahirnya plasenta. Untuk menginduksi pengaliran susu, 1satu tiupan ( puff ) disemprotkan ke dalam tiap lubang hidung ibu dalam posisi duduk 2-3 menit sebelum menyusui.

g. Contoh obat
 Tablet oksitosina Pitosin tablet (PD)

3. Misoprostol

a. Pengertian
Misoprostol adalah suatu analog prostaglandin Elsintetik yang menghambat sekresi asam lambung dan nmenaikkan proteksi mukosa lambung.

b. Mekanisme/ cara kerja
Setelah penggunaan oral misprostol diabsobrsi secara ekstensif dan cepat dide-esterifikasi menjadi obat aktif : asam misoprostol.Kadar puncak serum asam misoprostol direduksi jika misoprostol diminum bersama makanan.

d. Indikasi
- Oksitosik
- Menstimulus kontraksi uterus

e. Efek samping
- Dapat menyebabkan kontraksi uterin
- Diare dilaporkan terjadi dalam 2 minggu pada terapi inisiasi dalam 14-40 % pasien dengan AINS yang menerima 800µg / hari. Diare biasanya akan membaik dalam kurang lebih satu minggu terapi. Wanita-wanita yang menggunaklan misoprostol kadang-kadang mengalami gangguan ginekologi termasuk kram atau perdarahan vaginal.

f. Kontra indikasi
Untuk proteksi GI, misoprostol dikontraindikasikan pada kehamilan karena resiko aborsi. Pasien-pasien harus diberi tahu untuk tidak memberikan misoprostol kepada orang lain. Pasien pasien yang menerima terapiu jangka lama AINSS untuk reumotoid arthritis, misoprostol 200µg qid lebih baik daripada antagonis reseptor H2 atau sukralfat dalam mencegah gastric ulcer yang induksinya oleh AINS. Walaupun demikian misoprostol tidak menghilangkan nyeri G1 atau rasa tidak enak yang dihubungkan dengan pengunaan AINS.

g. Cara pakai dan dosis
Peroral untuk proteksi GI selama terapi AINS : 200 µgqid. Diberiksan bersama makanan, jika dosis ini tidak ditolerir : 100µg qid dapat digunakan. Bentuk sediaan : tablet 100,200µg. Misoprostol juga tersedia dalam kombinasi dengan diklofenak.

h. Contoh obat

Misoprostol Tablet : Gastrul isi : misoprostol 200 mcg / tablet.


BAB III - PENUTUP

A. Kesimpulan

Obat uterotonika   menyebabkan kontraksi rahim dan pembuluh-pembuluh darahnya. Uterotonika (Oxytocic) merupakan obat yang penting tetapi berbahaya. Jikalau dipergunakan secara salah, obat ini dapat menimbulkan kematian ibu atau bayinya di dalam kandungan. Jikalau dipergunakan secara benar, kadangkala obat ini dapat menyelamatkan kehidupan. Berikut manfaat dari Uterotonika:
1. Untuk mengatasi pendarahan saat melahirkan
2. Membantu mencegah pendarahan hebat saat melahirkan
3. Untuk mengatasi pendarahan pada keguguran

B. Saran

Tidak ada obat yang aman untuk memberikan kekuatan kepada ibu atau untuk mempercepat atau mempermudah persalinan. Jika anda ingin agar ibu memiliki kekuatan yang cukup selama persalinan, anjurkan kepadanya untuk makan makanan pelindung dan pembentuk tubuh selama 9 bulan kehamilannya. Juga anjurkan agar ibu lebih jarang melahirkan anak. Sarankan supaya ia tidak hamil lagi sebelum ia mempunyai cukup waktu untuk memperoleh kembali kekuatan sepenuhnya.

Referensi

Ilmu Kebidanan : Patologi dan Fisiologi Persalinan Oleh Harry Oxorn & William R. Forte
Bobak.Lowdermik.Jensen(1995).Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4.Jakarta:Penerbit EGC.
Hopfer,Judith Deglin,Pharmd.Hazand,April Vallerand,Phd,RN(2004).Pedoman Obat untuk Perawat Edisi 4.Jakarta:Penerbit EGC.
http://defidyuliana.blogspot.com/2008/09/uterotonika.html
http://obstetriginekologi.com/penggunaan-uterotonika-yang-benar-ergonovine-oxytocin-pitocin-dll
http://uterotonika-risna.blogspot.com/

Semoga Bermanfaat

Semoga apa yang tersaji dalam blog ini bermanfaat. Terima kasih telah mengunjungi blog ini. Silahkan jika ingin di sebarluaskan dengan mencantumkan sumbernya yaa :) terima kasih.

2 komentar

ini yg q cari,
materinya lengkap.
buat tugas q ..
mksh
:-D

sama2.
silahkan di kopas ..
semoga bermanfaat ,
:-D


EmoticonEmoticon